Minggu, 01 Mei 2011

Virus Flu Burung


 Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
 
 
Sumber Penularan Virus Flu Burung
 
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
 
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
 
 
Cara Penularan Virus Flu Burung
 


 
Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar.
 
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
 
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat.
 
Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan dan dicegah penyebarannya!
 
 
Gejala dan Perawatan terkena Penyakit Virus Flu Burung
 
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.
 
 
Kasus Penyebaran Virus Flu Burung
 
Pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, Indonesia, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Berbeda dengan kasus lainnya di Asia Tenggara (Thailand, Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap unik karena korban tidak banyak berhubungan dengan unggas.
 
Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini dengan rincian sebagai berikut (lihat sumber)
  •  Indonesia — 99 kasus dengan 79 kematian.
  •  Vietnam — 93 kasus dengan 42 kematian.
  •  Mesir — 34 kasus dengan 14 kematian.
  •  Thailand — 25 kasus dengan 17 kematian.
  •  Republik Rakyat Cina — 25 kasus dengan 16 kematian.
  •  Turki — 12 kasus dengan 4 kematian.
  •  Azerbaijan — 8 kasus dengan 5 kematian.
  •  Kamboja — 7 kasus dengan 7 kematian.
  •  Irak — 3 kasus dengan 2 kematian.
  •  Laos — 2 kasus dengan 2 kematian.
  •  Nigeria — 1 kasus dengan 1 kematian.
  •  Djibouti — 1 kasus tanpa kematian.
Keterangan: jumlah kasus yang dilaporkan WHO adalah jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium.
 
 
Awal Wabah Penyakit Flu Burung
 
Awal wabah pada peternakan di dunia yang telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Wabah flu burung juga melanda benua Afrika. Pada 8 Februari 2006, OIE mengumumkan Nigeria sebagai negara pertama yang memiliki kasus positif flu burung di benua itu. Dua pekan kemudian, virus H5N1 ditemukan di sebuah desa kecil di Niger, sekitar 72 km dari perbatasannya dengan Nigeria. Virus ini juga menyebar ke Mesir dan Kamerun.
 
Desember 2003
Korea Selatan
H5N1
Januari 2004
Vietnam
H5N1
Thailand
H5N11
Korea Utara
H5N1
Jepang
H5N1
Laos
H5
Kamboja
H5N1
Pakistan
H7
Taiwan
H5N2
Hongkong2
H5N11
Februari 2004
Vietnam
H5N1
Indonesia
H5N11
Korea Utara
H5N11
Jepang
H5N11
RRC
H5N11
Amerika Serikat
H2N2,H5N2,H7N2
Maret 2004
Vietnam
H5
Kanada
H7N31
April 2004
Thailand
H51
Agustus 2004
Malaysia
H5N1
Afrika Selatan
H5N2
April 2005
Korea Utara
H7
Juni 2005
Jepang
H5N2
Juli 2005
Filipina
H5
Rusia
H5N11
Agustus 2005
Kazakhstan
H5
Mongolia
H5N11
Oktober 2005
Rumania
H5
Turki
H5N11
Kroasia
H5N11
November 2005
Vietnam
H5N11
                                   Flu burung patogenik tinggi
                                   (Highly Pathogenic Avian Influenza) (HPAI)
 
 
(Sumber: id.wikipedia.org)